Labels

Pages

Wednesday, November 21, 2012

ANALISIS KORELASI DAGING SAPI

1. Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…Xn) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin   mendekati 1 berarti  hubungan  yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin  mendekati 0 maka   hubungan  yang  terjadi  semakin lemah.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00    -   0,199    = sangat rendah
0,20    -   0,399    = rendah
0,40    -   0,599    = sedang
0,60    -   0,799    = kuat
0,80    -   1,000    = sangat kuat
Ingin diketahui apakah ada korelasi antara harga daging sapi dalam negeri terhadap produksi, kuota impor, kebutuhan, harga daging sapi internasional, maka dilakukan uji korelasi diantara kelima variable tersebut.  Dengan menggunakan bantuan SPSS 20 diperoleh koefesien korelasi sebagai berikut :

 Berdasarkan tabel diatas diperoleh R sebesar 0,98. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara produksi, impor, kebutuhan dan harga daging sapi internasional dengan harga daging sapi dalam negeri.
2. Analisis Korelasi Parsial
Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00    -   0,199    = sangat rendah
0,20    -   0,399    = rendah
0,40    -   0,599    = sedang
0,60    -   0,799    = kuat
0,80    -   1,000    = sangat kuat
Dari hasil analisis, terlihat pada output correlation dan disajikan sebagai berikut:

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat korelasi yang kuat antara variabel impor dengan harga daging sapi dalam negeri (R=0,83) dan antara harga daging sapi internasional dengan harga daging sapi dalam negeri (R=0,82), sedangkan produksi memiliki korelasi yang sedang dengan harga daging sapi dalam negeri (R=0,59). Variabel kebutuhan memiliki korelasi yang lemah/rendah dengan harga daging sapi dalam negeri (R=0,39), sehingga dapat dikatakan bahwa kenaikan impor dan kenaikan harga daging sapi internasional berhubungan erat dengan kenaikan harga daging sapi dalam negeri, sedangkan kenaikan produksi dan kebutuhan tidak berhubungan secara signifikan dengan kenaikan harga daging sapi dalam negeri.

- Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi koefisien korelasi parsial digunakan untuk menguji apakah hubungan yang terjadi itu berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi).
Hipotesis Uji :
H01 :    Tidak ada hubungan yang signifikan antara produksi dengan harga daging sapi dalam negeri.
H11 :     Ada hubungan yang signifikan antara produksi dengan harga daging sapi dalam negeri.
H02 :     Tidak ada hubungan yang signifikan antara kebutuhan dengan harga daging sapi dalam negeri.
H12 :     Ada hubungan yang signifikan antara kebutuhan dengan harga daging sapi dalam negeri.
H03 :     Tidak ada hubungan yang signifikan antara impor dengan harga daging sapi dalam negeri.
H13 :     Ada hubungan yang signifikan antara impor dengan harga daging sapi dalam negeri.
H04 :      Tidak ada hubungan yang signifikan antara harga daging internasional dengan harga daging sapi dalam negeri.
H14 :     Ada hubungan yang signifikan antara harga daging internasional dengan harga daging sapi dalam negeri.
Tingkat signifikansi menggunakan α = 5%
Kriteria Uji    :
Tolak Ho Jika : -t hitung < -t tabel atau Pvalue < α, terima dalam hal lainnya
Dari tabel hasil pengujian dapat dilihat bahwa:
- Pvalue produksi= 0,33> α=5%,  sehingga Ho diterima atau berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara produksi dengan harga daging sapi dalam negeri.
- Pvalue kebutuhan= 0, 59> α=5%,  sehingga Ho diterima atau berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kebutuhan dengan harga daging sapi dalam negeri.
- Pvalue impor= 0,83 < α=5%,  sehingga Ho ditolak atau berarti bahwa     ada hubungan yang signifikan antara impor dengan harga daging sapi dalam negeri.
- Pvalue harga daging sapi internasional= 0,82< α=5%,  sehingga Ho ditolak atau berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara harga daging internasional dengan harga daging sapi dalam negeri


1 comment:

  1. BOLAVITA merupakan Agen Judi Online Terpercaya
    Kami menyediakan berbagai macam judi online seperti :

    - Sportsbook (SBOBET, MAXBET, 368BET, CBO855, GD88 )
    - Live Casino (SBOBET, MAXBET, CBO855, GD88, SV388)
    - Bola Tangkas (TANGKASNET, 88TANGKAS, TANGKAS365)
    - Fishing World
    - POKER ONLINE
    - Slot Games
    - Sabung Ayam (S128, SV388, CFT2288)

    Dapatkan bonus hingga Rp.50.000.000,- dari kami!! Hanya dengan minimal deposit sebesar Rp. 50.000,- anda sudah bisa bermain games yang anda mau!!

    Hubungi kami customer service kami yang ramah yang standby 24jam melalui :
    Link Website Resmi kami :
    www.bolavita.site

    Situs Pembuatan Akun Sabung Ayam Online S128, SV388, CF88
    Wechat : Bolavita
    WA : +62812-2222-995
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    ReplyDelete