Labels

Pages

Percobaan

Tingginya harga daging sapi.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Perkembangan Harga Daging Sapi Nasional Tingkat Eceran Tahun 2003-2012*)

Harga daging sapi terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Tuesday, June 10, 2014

National beef price growth on consumer level 2011 until 2013

Growth of national beef price on consumer level relatively stabil in 2013 compare to 2011 and 2012. The coefficient of variance in 2013 is 3.04%, while in 2012 reach to 8.37% and 3.62 in 2011. However, beef prices in 2013 still stood at high price level. Moreover, beef prices that occurred in 2013 has established a new price is considered not going drop again. The average national price of beef at the consumer level in 2013 reach Rp. 92.237/Kg or increase 20% compare to 2012, and up to 37.95% compare to 2011. (Table 1)
Table 1. National beef price growth on consumer level 2011 until 2013
Uraian
 2011
 2012
 2013
Average (Rp/Kg)
66.860
76.692
92.237
Maximum (Rp/Kg)
70.614
89.355
97.986
Minimum (Rp/Kg)
64.486
70.842
89.495
% Coefficient of variation
3,62
8,37
3,04
% Change of Accumulation
7,78
28,41
9,38
Average of Accumulation
0,65
2,37
1,17
Higher level price period
Aug & Dec
Nov-Dec
Jan - Feb
Lowest level price period
Jan & Jun
Feb & May
Jul - Aug
                             Data until August 2013

Beef prices are likely to increase each year, with relatively similar patterns of movement, prices are likely to increase significantly in the period of the Great Days of the National Religious (HBKN). It is seen that in the last 3 years, beef prices rise nationwide consumer level was highest in July-August, at which time it is the fasting month and Lebaran (graph 1). During July-August, the average national price of beef increases ranged 8-13%.

Graph 1. National beef price on consumer level 2011 until August 2013



Monday, June 9, 2014

Selama Tahun 2013 Harga Daging Sapi Naik Cukup Tinggi

Selama 2013, beberapa harga pangan naik tinggi. Satu diantaranya adalah harga daging sapi. Sejumlah kebijakan untuk menekan lonjakan harga itu pun sudah dikeluarkan.
Puncaknya, harga daging sempat menembus Rp100 per kilogram jelang Lebaran lalu. Para pedagang daging dan pembeli pun menjerit akibat tingginya harga daging itu.
Pedagang mengeluhkan omzet penjualan turun, sedangkan pembeli keberatan dengan tingginya harga daging. Mereka merindukan harga daging dikisaran Rp76 ribu per kilogram yang sempat terjadi pada Lebaran tahun lalu.
Kondisi itu membuat pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan, seperti Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 46/M-DAG/KEP/8/2013 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan.

Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa pemerintah telah membuka keran impor yang bertujuan untuk menekan harga daging di bawah Rp76 ribu per kilogram. Apabila harga daging di bawah Rp76 ribu per kilogram, importasi daging akan disetop.

Menteri Perdagangan telah menandatangani dua permendag pada 30 Agustus 2013 untuk relaksasi importasi sapi dan produk hortikultura --saat itu, pemerintah menerbitkan Permendag No. 46/M-DAG/KEP/8/2013 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan dan Permendag No. 47/M-DAG/KEP/8/2013 tentang Perubahan Permendag No. 16/M-DAG/KEP/8/2013.
Tidak hanya itu, pemerintah meminta Perum Bulog untuk mengintervensi harga daging di pasar.

Caranya? Perusahaan pelat merah ini memasok daging sapi beku dari Australia untuk dijual ke pasar tradisional. Sayangnya, intervensi daging oleh Bulog ini tersandung. Para pedagang dan pembeli lebih menyukai daging sapi lokal daripada daging impor.

Menurut pedagang dan pembeli menjelang Lebaran lalu di Pasar Senen,sSaat itu ditemukan fakta bahwa pembeli lebih menyukai daging sapi lokal. Alasannya, daging sapi lokal lebih empuk dan mudah dimasak daripada daging impor.

Kini, hingga Desember 2013, harga daging masih tetap tinggi, yaitu sekitar Rp90-95 ribu per kilogram. Pedagang pasar memprediksi bahwa harga daging hingga akhir tahun masih bertengger di angka itu.

Harga ini pun bertahan saat menjelang Natal lalu dan Tahun Baru . Tingginya harga bahan pangan ini juga diakui pemerintah. Selain itu pemerintah juga mencemaskan produk hortikultura, terutama cabai. Harganya sedikit tinggi. Musim hujan membuat barang menjadi rusak. Lalu, ada gangguan kecil pada distribusi, tapi tidak menyeluruh.

Harga ayam, gula, dan telur sedikit naik, namun masih dalam batas toleransi. Meskipun harga daging masih tinggi dan belum turun. Tingginya harga daging itu membuat pemerintah heran, karena sejumlah regulasi telah dikeluarkan. .

Konsumsi daging pada 2014
Pemerintah memperkirakan konsumsi daging per kapita naik pada 2014. Di Kementerian Pertanian pada pertengahan Desember 2013, Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan bahwa konsumsi daging per kapita per tahun akan naik dari 2,2 ton menjadi 2,36 ton per kapita per tahun. (sumber : viva news). Kementerian Pertanian pun memperkirakan bahwa kebutuhan daging pada 2014 mencapai 593,04 ribu ton. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya yang mencapai 549,67 ribu ton pada 2013.

Untuk memenuhi kebutuhan daging pada 2014, diperlukan 58.280 ton daging impor yang berasal dari 34.970 ton dari sapi eks bakalan atau setara dengan 175.504 ekor --sapi bakalan impor yang digemukkan dan dipotong di Indonesia-- dan 23.100 ton dalam bentuk daging.
Sementara itu, dari sapi lokal, dibutuhkan populasi sapi sebanyak 19,7 juta ekor. Untuk sapi potong dibutuhkan 17,6 juta ekor.
Di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Bachrul Chairi, menjamin bahwa kenaikan tersebut bisa diakomodasi dari dalam dan luar negeri.
Lalu, bagaimana dengan harga daging sapi? Harga daging pun diperkirakan masih tinggi, meskipun ada kemungkinan turun. "Itu pun kalau kartel daging bisa diberantas,"